Cerbung "Me vs Education" (perkenalan)

Hallo Readers! I am back
Kalian kangen gak sih baca tulisan-tulisan saya?? Kalau yang kangen makasih loh ya..hehe
Sebelumnya saya mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para pembaca Aisyah Edutainment ini. Karena ada beberapa kendala saya jadi tidak bisa menepati janji untuk update tiap hari..
Kali ini saya datang dengan sesuatu yang berbeda ya..hehehe , biasa lah tergantung mood buat nulis ya kan..
Here we go.......

Me vs Education
#part 1

Mentari menyapa dari balik pegunungan masuk melalui jendela dan berusaha menerobos diantara anyaman-anyaman bambu yang tersusun rapih pagi itu. Aku yang saat itu sudah bersiap untuk segera bergegas menuju sekolah menghela nafas "fuuuhhh... Bismillahirrahmanirrahim" aku rapihkan pakaian putih biru ku, ibuku kala itu berada di dapur, ia sedang bersiap untuk pergi ke kebun bersama ayahku. Ia tersenyum melihatku "teman-teman mu sudah datang nak?" Tanyanya lembut. "Belum Bu, aku akan berjalan pelan dan menunggu di tempat biasa" jawabku sembari mengulurkan tangan untuk bersalaman sebelum berangkat ke sekolah. Dan diluar ayah sudah siap dengan perkakasnya, akupun bersalaman untuk pamit berangkat sekolah padanya.
Namaku Alya, aku sekarang duduk di kelas VIII A SMPN 2 Harapan Bangsa, disebuah desa yang jauh dari perkotaan.
Waktu menunjukan pukul 06:00 saat ku lihat di jam dinding rumah sesaat sebelum aku mulai beranjak, saat tiba di persimpangan jalan, teman-teman ku yang lain sudah terlihat datang dari arah kampung mereka. Kami berangkat pagi agar bisa sampai ke sekolah sebelum pintu gerbang di tutup, atau sebelum bel masuk berbunyi. Perjalanan kami menuju sekolah setidaknya butuh waktu satu jam berjalan kaki ( jalan santai saja, supaya tubuh kami tidak dibanjiri keringat ) suasana alam yang masih asri, pohon-pohon yang masih rindang di samping-samping jalan dan kesegaran angin yang bertiup lembut setidaknya dapat membuat kami tetap merasa segar walau sudah beberapa menit berjalan. Jalan yang berbatu besar dan kerikil membuat kami harus mampu memilih jalan yang nyaman untuk berjalan kaki sehingga kami tidak mudah lelah dan sepatu kami awet :).
Aku dan teman-temanku dari kampung yang sama sudah terbiasa berjalan kaki menuju sekolah, begitupun teman-temanku dari kampung lainnya. Tidak ada bus sekolah atau angkutan umum yang dapat mengantarkan kami menuju gerbang sekolah, tapi hal itu tak menyurutkan niat kami untuk tetap pergi ke sekolah. Jalan yang menanjak membuat kaki kami terasa berat untuk melangkah, namun ada kebahagiaan tersendiri yang terasa sangat membahagiakan ketika jalan yang kami lalui akhirnya bukan lagi jalanan menanjak, melainkan jalanan mendatar.
Setibanya di sekolah aku bergegas menuju tempat duduk paling depan, tempat dudukku biasanya, disamping temanku Mira. Sekolah ku tak semegah bangunan sekolah yang ada di televisi atau sekolah yang ada di daerah sekitar perkotaan. Tapi yang ku tahu adalah bahwa "dimanapun tempat belajarnya, asalkan kita merasa nyaman dan tekun, ilmu yang  asik akan kita dapat disana" jadi sudah diberi kesempatan bisa belajar pun Alhamdulillah. Guru-guruku juga baik-baik walau ya pasti akan ada satu guru yang kita segani atau takuti :D . Banyak dari mereka yang sebenarnya berasal dari daerah yang jauh, bahkan orang luar kota, terlalu rugi rasanya kalau aku berani menyia-nyiakan waktu untuk belajar dengan sungguh-sungguh, apalagi melihat perjuangan mereka yang harus jauh-jauh datang demi tujuan mulia yaitu mendidik anak-anak bangsa.
Inilah kisahku bersama Pendidikan....
Bersambung......

Comments

Popular Posts